Jombang, kabupaten strategis di Jawa Timur, Indonesia. Terkenal sebagai pusat pendidikan Islam dengan banyak pondok pesantren terkenal seperti Tebuireng, Denanyar, Tambak Beras, dan Darul Ulum. Posisinya vital di persimpangan jalur lintas tengah dan selatan Jawa. Luas wilayah 1.159,50 km², penduduk 1.325.914 jiwa pada 2021 dengan ketinggian 44 meter di atas permukaan laut, berjarak 79 km dari Surabaya. Terletak di persimpangan jalur lintas tengah dan selatan Jawa serta di jalur Surabaya-Tulungagung serta Malang-Tuban.
dikenal sebagai "Santri," memiliki sejarah penting bagi pondok pesantren di Jawa. Pondok pesantren terkenal seperti Tebuireng, Denanyar, Tambak Beras, dan Darul Ulum (Rejoso) merupakan bagian integral dari budaya pendidikan Islam di wilayah ini. Kabupaten ini juga menjadi titik strategis di persimpangan beberapa jalur utama di Jawa Timur. Kepadatan penduduknya mencapai 1.143 jiwa/km2 dengan posisi strategis dan identitas sebagai pusat pendidikan Islam.
Logo Jombang menyatukan beragam simbol yang mencerminkan makna mendalam bagi masyarakatnya. Bintang melambangkan harapan dan perubahan, buku terbuka mencerminkan ilmu pengetahuan dan pesantren yang kental di Jombang. Jajar genjang simbol kekokohan dan harapan akan mental yang tangguh, sementara tetesan air menggambarkan kesuburan dan sumber kehidupan dari sungai-sungai lokal.
Pada Logo type ini huruf J merepresentasikan identitas Jombang, keseluruhan logo juga berbentuk perisai menandakan perlindungan dari Tuhan Yang Maha Esa. Warna hijau simbol kesuburan dan ketenangan, merah tua mencerminkan keberanian dan kritisisme. Logo ini mencakup harapan, identitas, dan perlindungan bagi kota tersebut.
Untuk ornamen yang kita pakai menggunakan batik tradisional jombang yaitu Motif Ringin Contong.
Motif Ringin Contong adalah motif yang diambil dari Ringin yang berada di-tengah2 kota Jombang.
Kabupaten Jombang terpisah dari Mojokerto di awal 1910-an, dengan sejarah terkait gapura Keraton Majapahit. Nama-nama desa dan peninggalan sejarah seperti Candi Ngrimbi mencerminkan warisan Mojopahit. Pemerintahan terorganisir sudah sejak sebelum 1880, ditandai dengan tempat ibadah berbagai agama. Hubungan Bupati Jombang dan ilmuwan lokal menjadi dasar bagi tata pemerintahan awal di sana.
Jombang termasuk Kabupaten yang masih muda usia, setelah memisahkan diri dari gabungannya dengan Kabupaten Mojokerto yang berada di bawah pemerintahan Bupati Raden Adipati Ario Kromodjojo, yang ditandai dengan tampilnya pejabat yang pertama mulai tahun 1910 sampai dengan tahun 1930 yaitu : Raden Adipati Ario Soerjo Adiningrat.
Menurut sejarah lama, konon dalam cerita rakyat mengatakan bahwa salah satu desa yaitu desa Tunggorono, merupakan gapura keraton Majapahit bagian Barat, sedang letak gapura sebelah selatan di desa Ngrimbi, dimana sampai sekarang masih berdiri candinya. Cerita rakyat ini dikuatkan dengan banyaknya nama-nama desa dengan awalan "Mojo" (Mojoagung, Mojotrisno, Mojolegi, Mojowangi, Mojowarno, Mojojejer, Mojodanu dan masih banyak lagi).
Salah Satu Peninggalan Sejarah di Kabupaten JombangCandi Ngrimbi, Pulosari Bareng Bahkan di dalam lambang daerah Jombang sendiri dilukiskan sebuah gerbang, yang dimaksudkan sebagai gerbang Mojopahit dimana Jombang termasuk wewenangnya Suatu catatan yang pernah diungkapkan dalam majalah Intisari bulan Mei 1975 halaman 72, dituliskan laporan Bupati Mojokerto Raden Adipati Ario Kromodjojo kepada residen Jombang tanggal 25 Januari 1898 tentang keadaan Trowulan (salah satu onderdistrict afdeeling Jombang) pada tahun 1880. Sehingga kegiatan pemerintahan di Jombang sebenarnya bukan dimulai sejak berdirinya (tersendiri) Kabupaten jombang kira-kira 1910,
Melainkan sebelum tahun 1880 dimana Trowulan pada saat itu sudah menjadi onderdistrict afdeeling Jombang, Walaupun saat itu masih terjalin menjadi satu Kabupaten dengan Mojokerto. Fakta yang lebih menguatkan bahwa sistem pemerintahan Kabupaten Jombang telah terkelola dengan baik adalah saat itu telah ditempatkan seorang Asisten Resident dari Pemerintahan Belanda yang kemungkinan wilayah Kabupaten Mojokerto dan Jombang Lebih-lebih bila ditinjau dari berdirinya Gereja Kristen Mojowarno sekitar tahun 1893 yang bersamaan dengan berdirinya Masjid Agung di Kota Jombang, juga tempat peribadatan Tridharma bagi pemeluk Agama Kong hu Chu di kecamatan Gudo sekitar tahun 1700.
Konon disebutkan dalam ceritera rakyat tentang hubungan Bupati Jombang dengan Bupati Sedayu dalam soal ilmu yang berkaitang dengan pembuatan Masjid Agung di Kota Jombang dan berbagai hal lain, semuanya merupakan petunjuk yang mendasari eksistensi awal-awal suatu tata pemerintahan di Kabupaten Jombang.
Keadaan keseluruhan dari penelitian lembaga pemerintahan kota jombang
Berdasarkan Badan Pusat Statistik Republik Indonesia hasil pergerakan sensus penduduk tahun 2010
Berikut wisata lokal kabupaten jombang bisa untuk wish list liburan kalian nih dijamin pasti seru!!